Jumat, 28 April 2017

Mengendalikan Amarah

Mengendalikan Amarah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Dulu, aku orang yang bersifat pemarah. Aku tidak bisa meredam amarahku setiap hari. Ayahku menyadari hal ini.

Untuk mengurangi rasa amarahku, Ayahku memberikan sekantong paku dan mengatakan kepadaku agar aku memakukan paku itu ke pagar di belakang rumah tiap kali aku marah.

Hari pertama aku bisa memakukan 48 paku ke pagar belakang rumah. Namun secara bertahap jumlah itu berkurang. Aku menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah ketimbang memaku paku ke pagar. Akihrnya aku bisa menahan dan mengendalikan amarah ku yang selama ini telah memburuku. Aku memberitakukan hal ini kepada Ayahku.

Ayahku mengatakan agar aku mencabut satu paku di pagar setiap hari dimana aku tidak marah. Hari-hari berlalu dan tidak terasa paku-paku yang tertancap tadi telah aku cabut dan lepaskan semua. Aku memberitahukan hal ini kepada Ayahku bahwa semua paku telah aku cabut.

Ayah tersenyum memandangku, dan ia menuntunku ke pagar. Dan berkata ?Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi,
... baca selengkapnya di Mengendalikan Amarah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Selasa, 25 April 2017

(Bukan) Bernalar, (Tapi) Berakal

(Bukan) Bernalar, (Tapi) Berakal Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Konsep dan pengertian tentang sesuatu adalah hasil penalaran berpikir berbasiskan pengamatan inderawi (observasi empirik). Pola pemahaman berdasarkan pengamatan kejadian sejenis membentuk proposisi–proposisi; dan berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, lantas orang menyimpulkan sebuah “teorema baru” yang sebelumnya tidak diketahui. Siklus ini disebut proses menalar.

Me(makai)-nalar identik dengan memanfaatkan jejak probabilitas kejadian masa lalu, sebaliknya mencari akal adalah mengundang posibilitas masa depan. Kesuksesan selalu hal baru, tak pernah berulang; dan merupakan produk akal. Sedang pengulangan sukses tetaplah pengulangan, mudah disampaikan sebagai cerita tentang “peng-alam-an”; dan merupakan produk nalar. Dua cerita berikut menunjukkan beda antara bernalar dan berakal.

Nalar dan Akal Suatu hari, Bernasdus, seorang anak berumur empat tahun, bermain vas bunga porselin yang sangat disakralkan oleh kedua orangtuanya, mengingat benda itu warisan kakek buyut Bernasdus. Kejadian dimulai ketika Bernasdus telanjur memasukkan tangan kanannya ke da
... baca selengkapnya di (Bukan) Bernalar, (Tapi) Berakal Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Selasa, 18 April 2017

Keluarga itu, Keluarga Baiti

Keluarga itu, Keluarga Baiti Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 09 Juni 2012
07.10 wib.
Tiba2 hp-ku berdering. Satu panggilan dari nomor kamu. Seketika q angkat. Dan kamu hanya miscall. Aku terbangun dari tidurku. Ada 3 sms. Satu dari kamu dan dua lagi dari nomer tak dikenal.

085376394***
“Assalam.
Mas Slamet dimana…???”

087879428***
“Mas… kalo bisa nanti siang ke HMJ ya..
Ada yg mau dibicarakan. Penting.”

My Sweety
“Mas bangun mas.
Dah siang nich.
Kita kan mau pulang ke rumah adex.”

Aku lupa jika tadi malam aku janji mau nganter kamu pulang. Tanpa menghiraukan 2 sms yang lain aku langsung mandi. Secepat mungkin. Dan selesai. Selanjutnya dengan kecepatan 100KM/Jam aku menuju kosmu. Dan 10 menit kemudian aku telah sampai di depan kosmu. Tidak ada kamu. Tidak ada siapa2 di depan sini. Suasana masih sangat lengang di pagi ini. Akhirnya Ku ambil hanphone untuk menghubungimu. Tapi ternyata ada sms darimu lagi.

My Sweety
“Bo”k yok mas”……..

Aku hanya tersenyum membacanya. Sembari berpikir kalo2 kamu merajuk karena
... baca selengkapnya di Keluarga itu, Keluarga Baiti Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Selasa, 11 April 2017

Wiro Sableng #6 : Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga

Wiro Sableng #6 : Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

SAMPAI menjelang tengah malam pesta perkawinan puteri Ki Lurah Rantas Madan dengan putera Ki Lurah Jambar Wulung masih kelihatan meriah. Tamu-tamu duduk di kursi masing-masing sambil menikmati hidangan dan minuman yang diantar para pelayan serta sambil menikmati permainan gamelan dan suara pesinden Nit Upit Warda yang lembut mengalun membawakan tembang "Kembang Kacang."

Kedua mempelai yang berbahagia yaitu Ning Leswani dan Rana Wulung kelihatan duduk diantara para tamu dibarisan kursi paling depan, tepat dimuka panggung. Ki Lurah Rantas Madan duduk di samping Rana Wulung bersama istrinya sedang Ki Lurah Jambar Wulung di sebelah Ning Leswani juga bersama istrinya.

Karena masing-masing mempelai yang kawin adalah anak-anak lurah dari dua desa yang berdekatan maka dengan sendirinya suasana perkawinan meriah dan besar-besaran. Malam itu adalah malam pesta perkawinan yang pertama dan besok lusa akan dilanjutkan dengan pesta perkawinan yang kedua dan ketiga.

Pada menjelang dinihari di mana udara dinginnya mencucuk tulang-tulang sampai ke sungsum, tamu-tamu sudah banyak yang pulang.

Beberapa orang yang masih disana sudah mengantuk bahkan b
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #6 : Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1